PERTANGGUNGJAWABAN MANUSIA. Hidup di dunia ini hanya sementara, semua orang pasti akan mati. Setelah kematian semua orang akan dihidupkan kembali di alam akhirat nanti. Dalam kehidupan inilah setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya tentang hidupnya di dunia. Mengapa setiap manusia harus diminta pertanggung jawabannya, dan apa

- Pada hakikatnya, kematian pasti akan tiba pada setiap orang dan siapapun tidak bisa tahu kapan waktu itu akan datang dan ajal akan menjemputnya. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan waktu terakhir kehidupan seseorang. Karena, kematian atau maut ini menjadi rahasia Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadis menjelaskan, “Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” QS. Ali Imran 185. Lantas, mengapa Allah SWT merahasiakan kematian?. Berikut penjelasannya Supaya Manusia Tidak Cinta Dunia Dunia ini hanya sebagai persinggahan sementara saja dan kehidupan abadi adalah di alam akhirat. Cinta dunia menyebabkan manusia menjadi lupa kehidupan abadinya di akhirat. Dengan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, bagaimana sebuah bangsa dihancurkan oleh azab Allah sebab karena cinta dunia yang berlebihan dan melupakan akhiratnya. Baca Juga Muslim Wajib Tahu, Ini 6 Perkara Yang Allah Rahasiakan Terhadap Hamba-Nya Rasullullah bersabda “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir dan akhirat adalah surga bagi orang mukmin dan penjara bagi orang kafir”. Supaya Manusia Menyegerakan Amal Perbuatan baik selayaknya untuk segera dilakukan, jika ditunda maka ditakutkan akan menjadi fitnah dan tidak jadi dilakukan. Seperti sedekah, ketika sedang ada rezeki sebaiknya segerakan untuk menyedekahkan sebagian rezeki Anda dan jika ditunda malah tidak jadi karena digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dengan mengingat kematian yang bisa datang kapan saja manusia menjadi lebih ringan dan semangat untuk beramal. Mencegah Perbuatan Maksiat Dengan mengingat kematian manusia akan lebih berkonsentrasi pada kehidupan akhirat, apalagi kematian yang tidak tentu kapan dan di mana. Orang mukmin pasti takut jika kematian menjemputnya pada saat sedang bermaksiat, dengan begitu manusia akan menghindari perbuatan maksiat demi mendapatkan khusnul khotimah. Agar Menjadi Manusia yang Cerdas Manusia yang cerdas adalah manusia yang tahu bahwa kehidupan akhirat adalah kekal abadi dan pilihan surga adalah pilihan yang terbaik. Rasulullah bersabda “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan angan-angan kosong”. مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِ "Barangsiapa yang menginginkan pelindung, maka Allah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan teladan, maka Rasulullah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup, maka Alquran cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya. Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka cukup baginya". Demikian beberapa alasan kenapa Allah SWT merahasiakan datangnya maut atau kematian. Wallahu A'lam.

Khutbaholeh Syeikh Sulaiman Fifi. Dunia memang sedang bermasalah dengan moralitas. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi dibangga-banggakan, sementara ilmu agama ditinggalkan, umat manusia mengalami kemerosotan moral sekaligus peradaban. Agar selamat dunia dan akhirat, umat Islam harus meningkatkan ketaqwaannya kepada Alloh Subhaanahu Wa Ta

Mengapa kita harus senantiasa beramal sholeh Kita hidup didunia ini merupakan ladang amal untuk kehidupan akhirat. karena kita hidup di dunia ini untuk sementara sedangkan kehidupan akhirat kekal selama lamanya. Allah berfirman dalam al-ashr/1032-3. Mengapa kita harus menjauhi amal buruk? Jawaban. agar kita selalu dekat dengan Allah dan ditempatkan pula di tempat sebaik-baiknya tempat. karena suatu amal baik akan dibalas pula dengan kebaikan, sebaliknya amal buruk akan dibalas dengan keburukan. Bagaimana cara memberikan dorongan kepada teman kita untuk beramal baik dan menjauhi amal yang buruk brainly? 3. Cara memberikan dorongan kepada teman kita untuk beramal baik dan menjauhi amal yang buruk adalah sebagai berikut Memotivasi seseorang dengan memberikan nasehat yang dimulai dari dirinya sendiri. Menumbuhkan niat yang ikhlas untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Selalu berteman kepada orang-orang yang saleh. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amal shaleh? Dengan pengertian seperti ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa amal saleh adalah perbuatan yang membawa kemaslahatan bagi sesama, yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan contoh Rasul-Nya. Sedang amal yang tidak demikian, dapat disebut dengan amal yang buruk. Apa yang dimaksud dengan amal sholeh? Secara istilah, amal saleh adalah perbuatan yang sesuai dengan dalil akal rasional, Al Quran, dan sunnah Nabi Muhammmad SAW. Dari sisi perbuatan, amal saleh dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu amal jariyah dan amal ibadah. Apa yang Allah berikan kepada orang orang yang melakukan amal baik? Jawaban – pahala. – Allah memberikan kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amal baik dan amal buruk? Balasan amal baik adalah syurga allah swt. Sedangkan balasan amal buruk adalah siksaan api neraka. Penjelasan Karena allah telah menjanjikan syurga bagi mereka yg beramal baik,dan menjanjikan neraka bagi mereka yg beramal buruk. Kapankah pembalasan amal baik dan buruk manusia? Yaumul hisab adalah hari di mana semua amal manusia akan diperhitungkan. Sekecil apapun perbuatan manusia, baik maupun buruk akan diperhitungkan oleh Allah SWT dan diberi balasan yang setimpal. Bagaimana cara Allah membalas kebaikan orang yang beramal saleh? Di antara balasan yang dijanjikan Allah SWT itu adalah, pertama, diberi pahala yang besar. ”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS al-Maidah [five] nine. Kedua, diberi kehidupan yang layak. Apa perbedaan amal saleh dan berbuat baik? Perbedaan antara perbuatan baik dan amalan shaleh adalah bahwa amalan shaleh harus mememenuhi 3 syarat yakni IMAN, IKHLAS dan ITTIBA’ sementara kebaikan tidak. Adapun penjelasan masing-masing syarat amal shaleh ini ada pada bagian berikut. Bagaimana amal ibadah yang dilakukan tanpa rasa ikhlas? Jawaban 1. Amal yang dilakukan tanpa rasa ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, tidak ada gunanya atau sia-sia. Bagaimana kehidupan seseorang yang selalu melaksanakan amal saleh? Orang yang selalu melakukan amal shaleh ketika hidup didunia akan mendapat banyak dampak positif baik di dunia maupun akhirat. Orang yang melakukan amal shaleh ketika didunia akan hodup dengan tentram dan memiliki derajat yang tinggi. Apa saja yang termasuk amal shaleh? Ketahui 5 Amal Saleh dengan Pahala Paling Besar Bagi Umat Muslim Mendoakan orang lain dengan tulus tanpa diketahui. Allah SWT akan memberikan pahala dari setiap kebaikan termasuk mendoakan orang lain secara tulus tanpa diketahui. Bersabar. Menjenguk orang sakit. Menghafal Alquran. Bagaimana cara membiasakan diri untuk beramal saleh? Bagaimana cara membiasakan diri beramal saleh Bertaubat terlebih dahulu atas dosa-dosa yang telah lalu, sebab seseorang biasa sangat sulit untuk membiasakan diri beramal soleh karena terhalang oleh dosa-dosanya yang lalu-lalu. Niat teguh didalam hati, semua tergantung niat. Mengapa semua amalan kita akan dicatat? agar timbangan/catatan kita didunia akan berbuah di akhirat.. jika buruk akan masuk neraka, dan jika baik insyaa allah akan masuk syurga.. Apa akibat orang yang amal buruknya lebih besar? Apabila amal perbuatan baik lebih berat dari amal buruk maka seseorang akan mendapat ganjaran syurga. Sebaliknya, apabila amal perbuatan buruk lebih berat maka seseorang akan mendapat ganjaran neraka. Apa yang terjadi jika seseorang beramal dengan niat yang salah? Jawaban Apabila seseorang beramal namun tidak ikhlas maka amalan tersebut tidak akan mendapat pahala dari Allah. Dari Umar radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Apa balasan orang yang berbuat baik? Helmi mengutip firman Allah dalam surat Al-An’Am ayat 60 yang menyatakan bahwa siapa yang berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan siapa yang berbuat jahat juga akan dibalas seimbang dengan kejahatan, tidak sedikitpun dirugikan. Hari akhir disebut juga hari apa? Hari tersebut dinamakan dengan hari kiamat atau hari akhir. Hari akhir merupakan hari berakhirnya kehidupan manusia dan semua makhluk di atas dunia. Apa nama lain dari hari kiamat? Yaumul Fash adalah salah satu nama lain hari kiamat. Yaumul Fash memiliki arti hari pemisahan atau keputusan. Maksudnya, pada hari ini akan dipisahkan antara orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Apa pentingnya menjaga keikhlasan amal kita? Tanpa niat dan keikhlasan, amal seseorang akan sia-sia tidak berguna dan tidak dipandang sedikit pun oleh Allah SWT. Oleh karena itu ikhlas dalam beramal ini sangat penting. Imam al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Yuk, Kita Buat Diri Kita Bahagia Makna dan Manfaat Beramal Saleh dalam Islam Secara Duniawi … 4 Pesan Kakan Kemenag Kota Padang Pada Upacara HKN … Pertemuan Keempat, Ini Himbauan Kepala Seksi Penyelenggara … Prinsip-prinsip Beramal Shalih. Seorang muslim yang … Janji Allah Terhadap Orang Beriman dan Beramal Saleh iii Peristiwa Besar Umat Islam Dibulan Ramadhan Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan Merahasiakan Amal Sholeh – Fakultas Psikologi Universitas … mengapa kita harus senantiasa beramal saleh?Tolong dijawab ya …
Setiaporang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat adalah sebuah keniscayaan dan saya menjawabnya dari sudut pandang keimanan saya. Sebagai seorang Nasrani, firman Allah telah diwahyukan lewat para nabi dan Rasul {termasuk hukum taurat (perintah/larangan Allah)}. Artinya, bahwa Allah sudah memberikan petunjuk kepada manusia Ilustrasi 5 Alasan Manusia Harus berilmu untuk Melangsungkan Hidup. Sumber sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk memperoleh ilmu dan kepandaian, kita harus selalu belajar. Mengapa manusia harus berilmu untuk melangsungkan hidupnya? Berikut ini adalah penjelasan mengenai alasan mengapa kita harus berilmu untuk melangsungkan hidup. Ilustrasi 5 Alasan Manusia Harus berilmu untuk Melangsungkan Hidup. Sumber Krukov5 Manfaat Ilmu untuk Kelangsungan HidupMenurut KBBI ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di suatu bidang pengetahuan. Ilmu juga dapat diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian tentang duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya. Oleh karena itu, ilmu sangat penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Manfaat Ilmu bagi kelangsungan hidup manusia adalah sebagai berikutIlmu pengetahuan memberikan kita berbagai wawasan dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada dalam kehidupan dan di dunia. Jika kita memiliki wawasan yang luas maka pemikiran kita juga akan terbuka luas sehingga tidak akan gampang menilai sesuatu dari luarnya ilmu pengetahuan yang banyak, kita memiliki banyak keahlian. Keahlian ini dapat kita gunakan sebagai bekal dalam bertahan hidup dan bekerja. Ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas membuat kita bisa menyelesaikan segala permasalahan hidup. Jika kita mempunyai banyak ilmu dan wawasan, saat kita menemukan permasalahan, kita akan lebih mudah mengenali permasalahan tersebut dan mencari solusi untuk ilmu yang kita miliki, kita memiliki pegangan dalam hidup dan dapat membedakan mana yang baik dan yang benar sehingga tidak mudah terbawa arus pergaulan yang dapat merugikan kita. Ilmu pengetahuan bermanfaat bagi kita untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Kita bisa membantu permasalahan orang lain dengan ilmu yang kita miliki. Selain itu, kita juga bisa mengajarkan ilmu tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. Cara mendapatkan ilmu adalah dengan belajar. Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah dan dari buku-buku saja. Belajar dapat dilakukan dengan mengenal lingkungan sekitar dan dari orang-orang di sekitar kita. Ilustrasi 5 Alasan Manusia Harus berilmu untuk Melangsungkan Hidup. Sumber NilovItulah 5 alasan manusia harus berilmu untuk melangsungkan hidup. Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat untuk Anda. IND AKHIRAT KEHIDUPAN YANG HAKIKI[1] Telah lewat suatu masa, pada waktu itu manusia belum berwujud sesuatu yang dapat disebut, sehingga Allah berkehendak untuk menciptakan kita. Padahal sebelumnya kita tidak pernah ada. Allah juga memberikan limpahan karunia-Nya, menjauhkan kita dari mara bahaya, memberikan kemudahan dalam menempuh kehidupan, dan memberikan petunjuk-Nya. Bersikap Seimbang untuk Dunia dan Akhirat Oleh Sofwan Hadikusuma, Lc, Jika ada yang bertanya, untuk apa sebenarnya manusia diciptakan di dunia ini? Sebagai seorang muslim, tentu akan mudah menjawabnya untuk beribadah. Demikian karena tujuan penciptaan memang telah jelas dititahkan oleh Allah swt. yaitu dalam firman-Nya pada surat adz-dzariyat ayat 56 yang artinya berbunyi “Tiadalah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah menyembahku”. Ayat ini berlaku umum menjelaskan bahwa tugas pokok kita sebagai manusia pada dasarnya adalah untuk beribadah semata. Namun demikian, apakah yang dimaksud dengan ibadah di sini hanya seperti yang kita bayangkan yaitu melaksanakan rukun Islam semata? Atau hanya berdiam di masjid berdzikir kepada Allah tanpa henti tanpa melakukan kegiatan apapun selainnya? Tentu tidak. Ketentuan bahwa satu-satunya tugas kita sebagai makhluk ciptaan Allah adalah untuk beribadah memang tidak dapat didustakan. Namun kenyataan bahwa kita hidup di dunia juga tidak dapat dikesampingkan. Setiap manusia di dunia memiliki jalan takdir hidupnya masing-masing. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah saw. menerangkan bahwa nasib manusia pada hakikatnya sudah ditentukan, termasuk rezeki, ajal, amal, kesedihan, dan kebahagiaannya. Hal ini seharusnya meniscayakan adanya iman kepada Allah bahwa Dia lah satu-satunya yang berkuasa dan tiadalah manusia melakukan sesuatu apapun kecuali ditujukan untuk menggapai ridha-Nya. Manusia memang diciptakan dengan berbagai macam watak dan karakter. Berdasarkan tingkat kesadarannya, aktivitas yang dilakukan tentu juga akan berbeda-beda. Seseorang dengan kesadaran bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, akan bisa menyeimbangkan kebutuhan duniawi dengan akhiratnya. Sementara seseorang dengan tingkat kesadaran tidak berimbang, akan lebih condong memprioritaskan salah satu dari keduanya. Dari Anas ra. ia berkata, Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi saw. untuk bertanya tentang ibadah beliau. Setelah diberitahukan, mereka menganggap ibadah mereka sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan Nabi saw., padahal beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Aku akan melakukan shalat malam seterusnya.” Lainnya berkata, “Aku akan berpuasa seterunya tanpa berbuka.” Kemudian yang lain juga berkata, “Sedangkan aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah.” Melihat kepada potongan hadis di atas, tentu ada rasa kagum bagaimana semangat ibadah para sahabat yang sangat tinggi. Namun ternyata, setelah kabar ketiga sahabat tersebut sampai kepada Nabi saw., beliau memiliki tanggapan yang berbeda. Beliau menegaskan bahwa telah berlebih-lebihan dalam melakukan ibadah sehingga melupakan aspek kehidupan dunia, padahal amalan yang demikian tidak dicontohkannya. Pada lanjutan hadis dijelaskan bahwa Rasulullah saw. mendatangi mereka seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertaqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat malam dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka siapa yang tidak menyukai sunahku, ia tidak termasuk golonganku.” Sebaliknya, terlalu memperhatikan dunia hingga melupakan akhirat tentu juga tidak baik. Manusia memang diciptakan dengan akal dan dihiasi dengan keinginan syahwat pada keindahan-keindahan duniawi. Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14 yang artinya adalah, “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga.” Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa wanita, anak, harta, kendaraan, termasuk sawah ladang adalah keindahan dunia yang wajar jika manusia condong kepadanya. Kecintaan terhadap beberapa hal tersebut pada dasarnya adalah sah karena fitrah manusia memang diciptakan demikian. Namun kemudian menjadi tidak wajar jika kecintaan yang timbul menjadi berlebihan, apalagi menjadikan kesemuanya itu hanya sebagai tujuan hidup tanpa memperhatikan urusan akhirat. Sejatinya, dunia memang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 29 yang artinya berbunyi, “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” Dipahami dari ayat ini adalah bahwa bumi dijadikan untuk manusia, artinya manusi memiliki hak untuk memanfaatkan segala apa yang ada di dalamnya. Pemanfaatan itu tentu harus dipahami pada hal-hal yang mengandung maslahat saja, termasuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier, dalam ukuran yang diizinkan oleh syariat. Tentu kita semua pernah mendengar atau membaca kisah viral seseorang yang memiliki kekayaan tiada bandingannya di muka bumi ini, Qarun. Dikisahkan bahwa pada awalnya Qarun adalah seseorang yang miskin. Lalu dia meminta Nabi Musa as. untuk mendoakannya agar diberikan kekayaan kepadanya. Doa itu akhirnya dikabulkan dan Qarun lantas menjadi orang yang kaya. Al-Quran menggambarkan betapa kekayaan tersebut sangat melimpah. Saking kayanya, bahkan kunci-kunci gudang hartanya sangat berat dan harus diangkat oleh beberapa orang kuat. Namun, kecintaannya yang berlebihan terhadap harta kekayaannya memunculkan perasaan sombong yang pada akhirnya mengantarkannya pada kebinasaan. Imam Bukhari meriwayatkan satu hadis dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. berkata, “Celaka budak dinar, dirham, dan kain qathifah. Jika diberi dia ridha, jika tak diberi dia tak rela.” Melalui hadis tersebut, Rasulullah saw. menekankan bahwa sungguh tak elok manusia yang hatinya terpaku pada keberadaan harta. Menjadi kaya memang tidak salah, tapi menempatkan kekayaan pada hati tidaklah dianjurkan. Tercatat dalam sejarah, tidak sedikit para alim ulama yang mempunyai kekayaan yang banyak, namun kekayaan tersebut tidak menggoyahkan hati mereka dalam menyikapi kehidupan di akhirat. Islam menganjurkan keseimbangan dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat. Tidak berlebihan pada dunia, sebaliknya juga tidak berlebihan pada akhirat. Dalam surat Al-Qashash ayat 77 Allah swt. berfirman, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa akhirat memang telah disediakan sebagai tempat kembali, namun sebelumnya manusia juga ditakdirkan hidup di dunia. Dengan begitu, sebagaimana akhirat harus dipersiapkan, dunia juga harus dijadikan tempat mempersiapkan hidup di akhirat kelak. Dalam sebuah ungkapan dikatakan bahwa dunia adalah ladang akhirat ad-dunya mazra’at al-akhirah. Maksudnya adalah bagaimana kita harus bersikap terhadap dunia untuk menjadikannya sebagai ladang di mana kita menanam berbagai amal baik untuk dipanen nantinya di akhirat. Jika amal yang kita tanam berasal dari bibit yang kurang baik, kita harus bersiap memanen hasil yang kurang baik. Sebaliknya jika yang kita tanam berasal dari bibit yang baik, maka kita akan bergembira dengan hasil yang baik pula di akhirat kelak. Allah berfirman, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun dia akan melihat balasannya. Siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun dia akan melihat balasannya pula.”

2 Membuka jiwa. Beramal juga membantu membuka serta mencerahkan jiwa. Ketika mengetahui penderitaan orang lain, kita akan merasa buruk atau sedih sehingga jiwa atau hati akan lebih tersentuh untk membantu. 3. Menjadikan diri lebih bersosial. Kehidupan sosial secara otomatis akan meningkat ketika kita melakukan amal.

OLEH HASANUL RIZQA Dunia yang kita tempati sekarang bersifat sementara. Begitu habis jatah usia, setiap manusia akan meninggalkan alam fana menuju akhirat. Islam mengimbau agar kaum beriman lebih banyak merenungi negeri akhirat daripada hanyut dalam ingar-bingar duniawi. “Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” QS al-An’am 32. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku tidak memiliki kecenderungan kecintaan terhadap dunia. Keberadaanku di dunia bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkan pohon itu.” HR Tirmidzi. Segera Beramal Nasihat Rasulullah SAW menyiratkan, kaum Muslimin semestinya memanfaatkan dunia untuk kepentingan akhirat. Bukan malah sebaliknya, yakni memburu dunia dengan menjual iman dan Islam. Padahal, keduanya adalah bekal terpenting setiap insan di negeri akhirat kelak. Nabi SAW menyuruh umatnya untuk tidak menunda-nunda amal saleh sepanjang hayat masih dikandung badan. Apalagi, tanda akhir zaman satu per satu tampak. Di antaranya adalah kemunculan penjual agama. “Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya berbagai fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada waktu pagi, seorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan pada waktu sore hari seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan sekeping dunia” HR Muslim. Lekas Bertobat Nilai umur seseorang tidak terletak pada kuantitasnya, melainkan kualitas dan keberkahannya. Bagi orang beriman, usia adalah durasi hidup yang diberikan Allah SWT untuk beribadah. Namun, manusia umumnya cenderung lalai dari mengingat dosa dan kesalahan. Padahal, Allah Mahateliti lagi Maha Menyaksikan. Tobat merupakan jalan untuk menghapus dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. “Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu.” QS at-Tahrim 8. Selagi masih diberi jatah usia, manfaatkanlah waktu di dunia untuk memperbanyak istighfar. Dan, jangan berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Sebab, Dia menyukai hamba-hamba-Nya yang bersegera dalam bertobat. “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” QS al-Baqarah 222. Seimbang Mengutamakan akhirat tidak berarti mengabaikan dunia. Ibaratnya, akhirat adalah padi, sedangkan dunia itu rumput. Tanamlah padi, maka rumput akan tumbuh di sekitarnya. Bila menanam rumput belaka, jangan harap akan tumbuh padi di dekatnya. Maknanya, fenomena dunia bagi orang-orang saleh itu datang tanpa perlu diundang. Mereka meyakini, Allah mencukupkan rezeki bagi hamba-hamba-Nya di dunia. Karena itu, tak ada rasa gundah-gulana dalam hatinya mengenai perkara-perkara duniawi. Islam mengajarkan keseimbangan. Jangan sampai seorang Muslim melupakan bagiannya yang halal dan baik di dunia. “Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi” QS al-Qasas 77. mxEnObL. 253 485 279 6 201 497 404 411 285

mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat